Jumat, 12 November 2010

MOTIVASI BELAJAR

BAB I
PENDAHULUAN

Motif berasal dari bahasa Latin movere yang berarti bergerak atau bahasa Inggrisnya to move. Motif tidak berdiri sendiri, tetapi saling berkaitan dengan factor-faktor lain, baik faktor eksternal (misalnya ingin belajar dengan baik agar dapat lapangan pekerjaan dengan gaji baik). Maupun faktor internal (lapar ingin makan, haus ingin minum). Hal-hal yang mempengaruhi motif disebut motivasi.
Jadi motivasi adalah keadaan dalam diri individu atau organism yang mendorong perilaku ke arah tujuan (Walgito, 2004:220). Selanjutnya menurut Walgito motivasi mengandung 3 aspek:
A. Keadaan mendorong dan kesiapan bergerak dalam diri organism yang timbul karena kebutuhan jasmani, keadaan lingkungan, keadaan mental (berpikir & ingatan).
B. Perilaku yang timbul dan terarah karena keadaan tersebut.
C. Sasaran atau tujuan yang dikejar oleh perilaku tersebut.
Belajar merupakan hal yang akan selalu dikerjakan manusia sepanjang hidupnya. Belajar adalah kunci dari suatu proses, seperti memahami perilaku, proses input pengetahuan dan prestasi yang akan dihasilkan dari input pengetahuan tersebut. Aplikasi yang luas terjadi karena belajar juga berkaitan dengan masalah fundamental yang lain, salah satunya motivasi. Oleh karena itu motivasi adalah salah satu pendorong dari perilaku belajar.
Contoh perilaku yang konkritnya dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari. Saat anda membaca blog ini maka sedang terjadi proses belajar, tetapi yang dimaksud dengan proses belajar tidak terbatas pada hal tersebut. Cara anda berpakaian sesuai dengan situasi & kondisi, cara anda makan dengan tangan dan mengemudikan kendaraan juga merupakan hasil dari proses belajar yang pasti terdapat berbagai motif & dorongan motivasi di dalamnya.

BAB II
SIKLUS MOTIVASI

Telah dikemukakan bahwa timbulnya motif dipengaruhi oleh faktor internal & eksternal. Dari faktor pemicu, timbul perilaku untuk mencapai tujuan. Selanjutnya muncul tujuan (goal) yang akan dicapai. Sehingga siklus dasar motivasi = Driving State > Instrumental Behaviour > Goal.
Tujuan yang akan dicapai bisa bersifat positif atau negatif. Bersifat positif bila tujuannya adalah mengejar sesuatu yang membahagiakan, lulus Ujian Nasional dimana di dalamnya ada perilaku belajar. Karena itu motivasi belajar merupakan motivasi yang positif. Sedangkan siklus motivasi yang komplek, misalnya seseorang penonton ingat akan kepuasaan pada waktu menikmati konser yang dipentaskan boyband Korea SHINee. Ingatan ini menimbulkan kesadaran akan kemungkinan untuk menikmati lagi konsernya SHINee. Kondisi ini disebut kesadaran akan potensi kepuasan yang akan diperoleh atau motive state. Orang tadi pada waktu yang lain mencari informasi kapan SHINee akan mengadakan konser lagi agar mendapatkan kepuasan. Faktor kognitif dalam siklus motif akan membantu kita memahami motivasi manusia, dan faktor kognitif tentu takkan lepas dari perilaku belajar.

BAB III
PENGERTIAN BELAJAR

Ada pendapat beberapa ahli mengenai definisi belajar, antara lain:
1. CRONBACH, LINDRGEN, CROW && CROW
Belajar adalah perubahan tingkah laku yang terjadi karena pengalaman.
2. MASRUN. SRI MULYANI
Belajar adalah proses perubahan lahir dan batin dimana perubahan yang terjadi bersifat positif dan relative permanen.
3. MORGAN
Belajar adalah segala perubahan perilaku yang relative permanen yang muncul sebagai akibat dari latihan dan pengalaman.
Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa definisi dari belajar adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja yang dapat menimbulkan tingkah laku (baik actual/nyata maupun tidak) dimana perubahan yang dihasilkan tersebut bersifat positif dan berlaku dalam waktu yang relatif lama.
Dari definisi tersebut dapat kita lihat 3 ciri kegiatan belajar, yaitu:
1. Belajar merupakan suatu aktivitas yang menghasilkan perubahan tingkah laku, baik secara actual maupun potensial, baik maupun buruk.
2. Perubahan yang terjadi bersifat positif dan berlaku dalam waktu yang relatif lama.
3. Perubahan tersebut terjadi Karen adanya usaha (termasuk didalamnya latihan dan pengalaman). Perubahan karena efek perkembangan kematangan tidak termasuk dalam proses belajar.

BAB IV
Teori-teori Motivasi

Berdasarkan 3 stimulus (eksternal, internal, atau keduanya) maka timbul berbagai teori tentang motivasi, yaitu:
1. Teori dorongan mengatakan bahwa perilaku didorong ke arah tujuan oleh kondisi yang mendesak (driving state) dalam diri orang atau binatang.
2. Teori Insentif memberi tekanan pada perilaku yang dimotivasi oleh insentif. Teori insentif lebih merupakan satu daya tarik atau rangsangan yang datang dari depan.
3. Teori-proses-terbalik (opponent-process theory) beribicara tentang motivasi untuk mendapatkan kenikmatan sesudah mengatasi tantangan.
4. Teori level optimal berbicara tentang motivasi yang timbul untuk mengejar level optimal. Misalnya, orang yang terlalu sibuk belajar karena mau ujian akan mengalami stress dan kelelahan, selanjutnya termotivasi untuk melakukan sesuatu yang guna mengendorkan stress sampai ke level optimal.

Jenis-jenis Motif
Walgito mensinyalir adanya 2 jenis motif, yaitu:
a. Motif Fisiologis
Berakar pada keadaan jasmani, misalnya dorongan untuk makan, minum, seks, menghirup udara segar.
b. Motif Sosial
Cenderung lebih kompleks dan merupakan sumber dari banyak perilaku atau perbuatan manusia
Jenis-jenis Motif Sosial
Menurut Mc Clelland (dalam Morgan dkk, 1984) terdapat 3 jenis motif sosial, yaitu:
1. Kebutuhan Berprestasi
Kebutuhan ini merupakan motif sosial yang akan dipelajari secara mendetail. Orang yang mempunyai kebutuhan ini akan meningkatkan kinerjanya, dan dengan demikian akan terlihat kemampuan berprestasinya.
2. Kebutuhan Berafiliasi
Afiliasi menunjukkan bahwa seseorang mempunyai kebutuhan untuk berhubungan dengan orang lain.
3. Kebutuhan akan Kekuasaan
Kebutuhan ini timbul & berkembang dalam interaksi sosial. Orang yang mempunyai power needs yang tinggi suka melakukan control, mengendalikan atau memerintah orang lain.


BAB V
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES BELAJAR DAN HASIL BELAJAR

Dalam proses belajar kita perlu mengenali input (individu yang akan melakukan proses belajar) dan faktor-faktor yang berpengaruh dalam proses belajar tersebut. Jadi faktor yang berpengaruh adalah:
1. INTERNAL
Faktor yang berasal dari diri individu yang meliputi faktor
a) Fisiologis, meliputi kondisi jasmani, fungsi alat indera, saraf sentral, dsb
b) Psikologis, meliputi minat, motivasi, emosi, intelegensi, bakat, dsb
2. EKSTERNAL
Faktor di luar diri individu yang mempengaruhi proses belajar dan meliputi faktor
a) Sosial/Lingkungan, yaitu pola asuh dalam keluarga, dukungan dari lingkungan di sekitar individu, kehadiran seseorang secara langsung ataupun representasinya (kehadiran hanya dalam pikiran/tidak nyata), misalnya bila teringat orangtua maka motivasi untuk belajar agar mendapat IPK tinggi, akan meningkat.
b) Instrumental, meliputi alat perlengkapan belajar, ruang belajar, ventilasi, penerangan, cuaca, materi yang diberikan, peraturan-peraturan yang mengikat dalam proses belajar, dsb.
Dewasa ini terdapat 3 pokok pandangan mengenai proses terjadinya belajar, yaitu:
1. Trial anad Error Learning, yaitu proses belajar yang terjadi melalui coba-coba (trial) dan kesalahan (eror). (Thorndike)
2. Insight Learning, yaitu proses belajar yang diawali dengan proses trial dan eror, tetapi dari peristiwa tersebut akhirnya dicapai suatu pemahaman. (Kohler dan Koffka)
3. Conditioning Learning, yaitu proses belajar melalui pengkondisian. (Pavlov dan Skinner)

BAB VI
HUBUNGAN MOTIVASI DAN BELAJAR

Antara motivasi dan belajar tentu saja memiliki hubungan yang erat. Karena proses belajar tidak akan terjadi bila tidak ada motif, sedangkan dorongan untuk melakukan motif-motif tersebut disebut dengan motivasi. Seseorang melakukan proses belajar tentu saja tidak lepas karena memiliki tujuan-tujuan tertentu, misalnya prestasi, materi, pengetahuan, diakui, kekuasaan dan lain sebagainya.
Dalam hal berprestasi penelitian menunjukkan bahwa orang yang mempunyai n-achievement tinggi, akan mempunyai kinerja yang lebih baik. Tentu saja orang-orang tersebut mempunyai motivasi yang besar. Sedangkan dalam berafiliasi orang yang kuat kebutuhan afiliasinya akan selalu mencari teman, dan berusaha mempertahankan hubungan yang telah dibina dengan motivasi yang kuat yang dimiliki orang tersebut, begitu juga motivasi tak bisa lepas dengan kebutuhan akan kekuasaan.
Dalam kehidupan sehari-hari individu sering dihadapkan pada tantangan; terus belajar dan belajar dan dalam individu terdapat motivasi untuk menguasai tantangan tersebut. Motif ini termasuk intrinsic karena merupakan kebutuhan internal akan kompetensi dan self-determination.

BAB VII
PENUTUP


Demikianlah penjelasan saya tentang hubungan motivasi dan belajar yang sepertinya memang tidak dapat dipisahkan. Bila ada kesalahan harap dimaklumi. Terima kasih ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar