Jumat, 12 November 2010

Liku-liku Mengasuh Anak Berbakat

Tanpa diasah, manalah mungkin batu permata memancarkan keindahannya. Demikian pula anak berbakat. Dalam peringatan The Solo Years, 30th Anniversary Celebrition, yang diadakan untuk King of Pop Michael Jackson (47) pada tanggal 7 dan 10 September 2001, duduk di deretan depan bintan Home Alone Macaulay Culkin (27). Mereka memang bersahabat. Kepada New York Magazine, Mac mengakui persahabatannya dengan Michael didasari persamaan, tumbuh di bawah tatapan para penonton. “Tanpa sadar kami terus menjadi anak-anak berusia 8 tahun karena saat masa itu datang kami tidak mempunyai kesempatan menikmatinya.”
Misi semula mengembangkan bakat anak, tanpa sadar melenceng akibat kilauan harta. Dengan segala kesulitan itu, teori seleksi alam tetap berlaku. Hanya yang benar-benar menghayati perannya yang mampu bertahan & berkembang. Untuk mengambil contoh dari tanah air, Sherina, Angie Widjaja, & Joshua. Bagaimana gambaran lika-liku mengasah bakat mereka?

PEMBIASAAN DINI
“Soal berbakat atau tidak, nanti akan terlihat. Setidaknya, anak terlatih belajar berdisiplin. Kalau dimulai saat dewasa, akan lebih sulit berkembang,” tutur Luki ibu Sherina.

PILAH-PILIH PROSES BELAJAR
Sherina(15) bersama Luki yang juga merangkap menjadi manajer, baru memutuskan untuk tampil dalam pertunjukkan paling hanya 1 kali dalam sebulan. Karena Luki melihat tugas utamanya adalah sebagi pelajar. Tak heran bila ia berusahan selektif dalam memilih pementasan yang bisa diikuti Sherina. Artinya, dari pementasan tersebut putrinya dapat menimba ilmu lebih dalam tentang soal apapun, tak hanya soal menyanyi dan bermain music, tapi juga mengenal proses belajar.

TAK BANYAK TAHU UANG
Implikasinya, Joshua makin terkenal, keeping rupiah pun mengalir deras ke koceknya. Benarkah? Ternyata tidak. Orang tuanyalah yang mengelola keuangan Joshua. “Itu agar Joshua tidak merasa berbeda dengan adiknya, karena merasa sudah mencari uang sendiri,” tutur Jedy yang menuturkan bahwa tanpa cara itu pun sebenarnya sudah ada masalah, yakni soal kecemburuan antara adik-kakak, antara Joshua dan Jose.
Luki (ibu Sherina) pun tidak menghendaki putrinya mengenal uang sejak kecil. “Ia tidak pernah tahu berapa honor yang diterima.” Saat Sherina ngebet ingin membuat album, Luki akan jujur bahwa mereka tidak cukup uang untuk tujuan itu.

“BEBAS” SETELAH SMU
Minimal anak lulus SMU, selanjutnya mereka sendiri yang menentukan. “Kemauannya (Sherina) memang banyak. Sebab itu kami memberi kesempatan seluas-luasnya pada apa yang diminati, agar ia tidak hanya terpaku pada satu keahlian,” kata Luki. Paham pemikiran ini memberikan anak kebebasan penuh dalam menentukan pilihan, meski tentu jangan pula sampai kebablasan

Daftar Pustaka : Sumber: Brilyantini, 2004, Kumpulan Artikel Psikologi Anak, PT Intisari Mediatama, Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar